Rabu, 21 Desember 2011

Kentang Balado Dan Hari Ibu


Pagi yang cerah di hari ini. Saya memutuskan untuk menggunakan Transjakarta untuk berangkat ke kantor. Suasana tidak terlalu ramai, jadi saya sudah bisa membayangkan perjalanan yang lancar dan nyaman. Saya punya kebiasaan “bermain” dengan blackberry kesayangan saya sambil menunggu transjakarta yang akan saya gunakan. Sambil mendengarkan lagu favorit saya tentunya. Well, I hope today would be a good day … Sembari memamerkan senyum termanis saya.

Ada yang mau kentang balado?

Seorang ibu tua menawarkan pada saya sambil menyodorkan barang bawaannya. Dan saya pun spontan menolak dengan sopan tentunya, tetapi sambil berpikir kenapa ibu itu bisa jualan di dalam halte transjakarta sih ? Saya cuek saja sambil terus membalas BBM teman-teman satu persatu.
Entah kenapa seketika ada perasaan aneh dalam hati saya. Kemudian tanpa sadar saya menoleh kembali ke ibu itu yang rupanya sudah berjalan melewati jembatan penyeberangan menuju halte di sebelah. Cara ia berjalan pelan dan hati-hati karena sudah cukup renta.

O God … Ini Hari Ibu !
Saya begitu sibuk kirim BBM untuk teman-teman yang sudah menjadi Ibu, dan saya juga sudah menghubungi Mami saya untuk mengucapkan selamat Hari Ibu dan selamat Ulang Tahun (Hari ibu juga bertepatan dengan hari lahir mami saya), saya pun sudah mengucapkan selamat Hari Ibu kepada Mama dari kekasih saya. Tetapi perempuan renta yang baru saja menawarkan dagangan nya kepada saya pastinya juga seorang Ibu !
Saya begitu merindukan Mami yang jauh di sana, rasanya tak cukup hanya dengan berbicara melalui telepon saja.
Respon saya selanjutnya adalah menyusul ibu itu dengan niat yang benar-benar mau membeli dagangannya.
Ibu … Saya mau kentang baladonya 2 kotak ya?”.
Ibu ini tersenyum dan mengucapkan terimakasih sambil menerima uang dari saya.

Selamat Hari Ibu yaa…Buat ibu”, kalimat itu terucap dari mulut saya.
Terimakasih mbak…Yang ini buat anak saya supaya bisa kuliah”. Demikian kata si ibu.
Mbak sudah menikah?”, Tanya si ibu sambil tetap tersenyum.
Ibu ini cantik sekali … Kulitnya bersih dan matanya abu-abu dengan rambut sedikit ikal yang sudah menipis.
Saya belum menikah ibu…”, jawab saya sambil tersenyum sembari memperhatikan kerutan di wajahnya yang tetap tak mampu mengalahkan sisa-sisa kecantikan yang masih terpancar di wajahnya.
Semoga selalu bahagia ya … Tuhan memberkati”. Jawab ibu itu dengan tetap tersenyum dan mengelus punggung tangan saya.
Saya pun mengangguk dan mengucapkan terimakasih sembari menggenggam tangannya dan menatap wajahnya dulu sebelum saya pergi. Setelah itu saya pun langsung kembali berlari kecil menuju tempat atrian semula.
God … Mata saya berkaca-kaca. Saya begitu merindukan Mami. Tetapi saya sudah menumpahkan rasa rindu saya dengan memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh ibu tadi. Tidak apa-apa. Semua ibu yang ada di dunia berhak mendapatkan kasih yang sama. Bagaimanapun bentuk kasih itu. Dan saya dengan senang hati mengatakan kepada semua Ibu yang saya temui hari ini dengan ucapan, SELAMAT HARI IBU … We love you all the time.