Minggu, 21 Februari 2010

Dancing Fountain ; Hiburan Yang Murah


Pernah jalan-jalan ke Monas pada Sabtu dan Minggu malam ? Mungkin sebagian besar anak muda Jakarta sudah melupakan tempat itu. Café, Mall, Twentyone, atau tempat nongkrong lainnya masih banyak yang lebih menarik sehingga para anak gaul ini memilih untuk menghabiskan waktu disana. Tapi seandainya mereka mau mengunjungi Monas pada waktu-waktu tersebut, sekali saja, mungkin mereka akan berpendapat lain. Well, perhaps
Saya tidak akan berkata seperti ini jika saya belum pernah kesana. Awal tahun lalu tepatnya. Mendengar kata ‘Monas’ memang sudah menjadi hal biasa, begitupun halnya saya. Tetapi seorang teman merekomendasikan ‘Monas’ saat dia tahu saya sedang jenuh dengan rutinitas biasanya. “Ada air mancur menari lho disanaBelum pernah liat kan?”,  katanya. Dan saya pun menjawab dengan senyum lega, “Hmm, boleh juga”.
Jadilah kami kesana. Setelah sekian lama tidak masuk kedalam lingkungan Monas dan ketika kembali lagi ada perasaan yang berbeda disana. Mungkin memang benar, perasaan terbiasa dengan suasana glamour ataupun tempat-tempat yang cozy dengan lampu-lampu mewah, musik lembut yang menggoda, serta aroma makanan lezat, membuat saya dan sebagian orang terhipnotis dengan pesonanya. Tetapi saat itu, ketika saya melangkahkan kaki dalam pekarangan Monas, saya merasa benar-benar … Tenang.
Pukul 19.00.
Pertunjukkan air mancur menari pun dimulai. Pemandangan yang sangat baru bagi saya. Pada dasarnya saya sangat menyukai pantai, laut, ombak, air terjun, kolam renang, dan segalanya tentang air. Dan air mancur ? saya baru saja menyukai itu. Dikemas dengan alunan lagu tradisional (Dangdut dan lagu Betawi) dan tembakan cahaya berwarna warni yang berasal dari proyektor dalam ruang khusus bawah tanah. Air mancur menari mengikuti alunan lagu. Gerakan yang lincah dan semakin bersemangat ketika diiringi dengan lagu dangdut. Hmm, saya bukan penggemar dangdut, namun menyaksikan pertunjukkan itu cukup membuat saya tersenyum-senyum. Tapi tidak serta merta membuat saya beralih menyukai musik dangdut tentunya.
Hiburan ini cukup menyenangkan, pikirku. Suasana yang sangat bersahabat karena ternyata setelah saya perhatikan disekeliling sebagian besar pengunjung adalah keluarga yg cukup komplit yang sedang piknik di rerumputan. Pedagang makanan keliling serta pedagang mainan anak-anak membuat tempat itu semakin ramai saja. Tapi tak masalah, selama tak ada pengamen disana. Dan hey … Memang tak ada satupun pengamen disana! Ha ha … Saya suka sekali. Dan yang paling penting adalah … Hiburan ini gratis.
Pertunjukkan itu hanya berlangsung selama kurang lebih 15 menit dan diulangi lagi persis di pukul 20.00. Well, cukup lega menyaksikan itu. Dan tak ada salahnya jika kapan-kapan berkunjung kesana lagi. Gratis. Dan tak hanya ingin melihat air mancur menari, sekedar berjalan santai dan duduk menikmati malam bisa sejenak membuat saya cukup rileks. Tak hanya kalangan menengah ke bawah saja lho yang ada, tetapi saya memperhatikan beberapa keluarga dari kalangan atas pun tak sungkan datang kesana. Hiburan gratis ditengah kota metropolitan Jakarta.
Then you know what? Salah satu Mall besar yang ada di pusat bisnis Jakarta pertengahan tahun lalu membuat design air mancur menari di bagian lobi-nya. Manager operasionalnya mengakui bahwa air mancur menari itu HANYA satu-satunya yang ada di Indonesia. What ?! Hmm, dimaklumi. Mungkin saja ia belum pernah mengunjungi Monas. Atau mungkin juga ia tak pernah mendengar ada hiburan yang sama di Monas. Atau mungkin juga ia tak punya teman-teman yang tertarik untuk datang ke Monas sehingga ia tak mendapat info apapun. Atau … strategi market untuk membuat rating naik apalagi mayoritas orang yang tinggal di Jakarta lebih senang mencuci mata di Mall. Tetapi akan yang menjadi pemikiranku ialah akan lebih baik jika dancing fountain diliput langsung dari Monas. It’s simple, jika hiburan itu di informasikan kepada warga Jakarta, hal itu pasti akan mengangkat citra Monas kembali menjadi tempat hiburan keluarga yang menyenangkan. Dulu Monas kehilangan citra-nya ketika tempat itu dijadikan arena mesum dan kriminalitas. Tetapi dengan adanya hiburan tersebut dan dipublikasikan lebih luas, saya pikir akan sangat membantu menjadikan Monas icon kota Jakarta yang tak pernah mati dari masa ke masa. Dan perlu diketahui, keamanan Monas sekarang ini sudah dikelola dengan baik. Jadi, mulailah menjadikan Monas sebagai salah satu daftar kalian untuk bersantai dengan keluarga. It’ll be fun !

0 komentar:

Posting Komentar